Jumat, 01 Mei 2015

Perempuan Kurus, Sehat dan Hemat



Disaat perempuan lain melakukan berbagai macam diet untuk membuat tubuhnya yang dianggap gemuk menjadi ideal, saya melakukan sebaliknya. Mungkin di dunia ini, perempuan kurus yang susah gemuk dari lahir sampai mau menginjak usia dewasa termasuk kalangan minoritas karena tidak banyak diekspose oleh media apapun. Tidak sedikit orang memandang orang kurus seperti saya (umur 21 tahun, tinggi badan 163 cm, berat badan 45 kg) adalah orang yang rentan terhadap paparan penyakit alias sering sakit-sakitan. Pada kenyatannya saya adalah orang yang jarang sakit dan belum pernah dirawat inap di rumah sakit. Serius. Waktu kecil saya sampai pernah bercita-cita ingin dirawat dirumah sakit dengan jarum infus menancap ditangan. Saking penasaran bagaimana rasanya jadi pasien yang tidur di ruang perawatan rumah sakit, saya masih menyimpan cita-cita itu sampai SMA. Setiap malam saya selalu membayangkan saya bisa mengalami kecelakaan berat yang bisa membuat saya masuk rumah sakit dan diinfus. Tapi itu tidak pernah terjadi sampai akhirnya saya berhenti berharap cita-cita itu menjadi kenyataaan.
Sejak saat itulah, dalam pikiran saya semakin kuat untuk mengikis pandangan bahwa orang kurus berarti orang yang gampang sakit. Saya selalu mencoba memberi pengertian kesetiap teman yang saya ketahui mempunyai pandangan tersebut. Keadaan saya yang kurus memang mungkin bawaan gen orang tua. Sedangkan keadaan saya yang sehat-sehat saja ini merupakan dampak pola hidup keluarga saya yang memang sehat. Mulai dari kesehatan jasmani seperti masalah makanan, dan olah raga cukup, kesehatan rohani seperti penanaman iman, kasih sayang, ilmu, hiburan yang cukup dan lingkungan rumah yang sehat sangat mendukung kehidupan saya. Terimakasih untuk bapak dan ibuku tercinta yang telah mengenalkan dunia dengan cara yang sehat dan bahagia.
Kenyamanan hidup dalam keluarga harus diberi jarak untuk membuat saya menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. Kuliah yang menjadikan saya tinggal jauh dari rumah memaksa saya membuat pola hidup sehat sendiri. Penyakit mulai sering muncul semenjak saya kuliah. Akibat sering telat makan, tidur larut malam, dan sering pergi jauh naik motor, saya sering disambangi penyakit yang dikamus orang Indonesia disebut masuk angin dan penyakit umum bangsa mahasiswa yang disebut mag. Dengan uang yang dikirim orang tua tiap bulan, saya harus membagi-bagi untuk biaya hidup sehari-hari, tugas-tugas kuliah termasuk laporan praktikum, dan menabung. Menurut saya, sebagai perempuan penting untuk mempunyai uang tabungan meskipun itu tidak seberapa. Secara otomatis, untuk bisa menabung, saya harus mengirit dan menahan segala hawa nafsu dan godaan membelanjakan uang untuk hal tidak penting. Kondisi lambung saya yang terlalu banyak memproduksi asam lambung membuat saya tidak bisa mengurangi jatah makan saya.
Pada awal kuliah saya merasa sulit dalam mengubah kebiasaan di rumah untuk makan besar 3 kali, tiap pagi (05.00 - 08.00), siang (11 - 14),dan malam (18.00 - 21.00). Namun setelah mengalami penyesuaian, alhasil saya mulai berprinsip untuk selalu sarapan, hanya makan besar saat benar-benar lapar, sering makan dan selalu minum air putih setelah makan. Jangan bayangkan sering makan disini artinya makan besar berkali-kali. Sering makan disini berarti sering ngemil makanan sehat yang bisa dibuat sendiri (contoh: nasi gula jawa, bubur sumsum, roti goreng,dll). Kreatif dan tahan godaan hedon mutlak diperlukan untuk mewujudkan gaya hidup sehat yang hemat sekaligus sayang lambung yang sudah terlanjur mag.
Perut yang terbiasa makan pada waktu yang terjadwal seperti dirumah, akan merasa tersiksa jika pada jam tersebut belum makan, sehingga solusinya adalah makan secara sering dan tidak terjadwal. Jangan malas untuk memasak nasi sendiri karena kita hanya perlu membeli lauk dan sayur diwarung yang secara otomatis mengurangi budget uang makan. Tahan untuk membeli minuman yang harganya setengah dari makanan yang kamu makan diwarung makan, lebih baik minum air putih. Air putih lebih menyehatkan dan hemat. Komposisi makanan seperti karbohidrat, protein nabati dan hewani, vitamin dan mineral, lemak, dan serat selalu menjadi panduan yang tepat agar badan tetap sehat. Ditambah lagi dengan menjaga tubuh agar tidak dehidrasi dengan sering minum air putih.
Simpanlah stok makanan untuk hidup tiap minggu. Timbunan bahan makanan yang bisa digunakan untuk makan praktis  dan sehat yaitu :
1.      Bahan makanan utama sebagai sumber karbohidrat, serat, dan protein seperti beras, mie instan, sereal, kentang, kacang hijau, roti tawar, tepung terigu dan tepung beras,
2.      Bahan makanan pendamping sebagai sumber protein, kalsium, mineral, serat seperti tahu bakso (khas semarang), rempeyek ikan asin, abon, tempe, susu sachet, telur, sosis, bakso, krupuk, makaroni dan teri,
3.      Sayuran dan buah sebagai sumber vitamin dan serat seperti wortel, bunga kol, cesin. Buah untuk mencegah asam lambung meningkat adalah buah apel dan buah naga.  
4.      Serta bahan pelengkap sebagai sumber mineral, gula, dan vitamin seperti garam, abon cabai, bawang putih, merica, gula jawa, gula pasir, kecap,dan saos.
Biasanya saya menggunakan kombinasi menu yang berbeda untuk masing-masing minggu dalam sebulan, jadi tidak dibeli semua sekaligus dalam seminggu. Makanan untuk sarapan tidaklah perlu terlalu kenyang. Saya pernah menggunakan menu sarapan seperti: semangkuk sereal + susu, wortel rebus + kentang goreng + tahu bakso goreng + saos dan segelas susu, roti tawar + susu kental, bubur sumsum (tepung beras + gula jawa), bubur kacang hijau, bubur nasi sayur, atau bubur nasi gula jawa. Menu makan sering bisa dilakukan dengan makan masakan sisa sarapan atau membuat camilan seperti roti goreng (tepung terigu + susu kental).  Segelas susu dapat menyelamatkan diri saat lapar dan belum menyiapkan makanan lain. Berbagai macam kering, seperti kering tempe, kering teri, maupun kering kentang bisa dibuat sekaligus untuk menangani perut sangat lapar sewaktu waktu.
Selain memperhatikan komposisi asupan makanan, setiap minggu saya juga melakukan olah raga. Kebetulan setiap jum'at pagi, ditempat saya kuliah ada senam bareng rektor dan ada sarapan gratisnya juga (hehe...). Selain itu, olahraga tidaklah selalu harus lari atau melakukan permainan seperti voly badminton, dst. Bagi saya, kegiatan bermanfaat seperti mencuci baju, mencuci motor, dan membersihkan kamar yang dilakukan sendiri merupakan kegiatan olah raga tambahan. Siapkan obat-obat oles seperti balsem, krim pereda sakit otot, sebagai penolong pertama saat badan menunjukkan gejala yang tidak biasa.
Kebiasaan lainnya untuk menjaga badan tetap sehat adalah selalu berpikiran positif dan tentu tidak malas. Setiap gerimis saya tidak malas untuk menggunakan mantel, agar tubuh tidak kedinginan yang menjadi awal untuk masuk angin. Selain itu, jika sudah asik di depan laptop saya selalu meletakkan botol berisi air putih untuk minum agar tidak dehidrasi. Bagi orang kurus juga tidak boleh tidur terlalu larut apalagi begadang sampai pagi. Lebih baik tidur sebelum jam 00.00 dan bangun saat jam 04.00 untuk melanjutkan apa yang belum selesai dikerjakan.

Jangan suka memaksakan diri, karena tubuh punya keterbatasan. Perlu selalu diingat bahwa hanya diri kita yang tau seberapa kemampuan diri kita baik secara fisik maupun pikiran.  Jangan lupa selalu berdoa memohon kesehatan kepada Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pikiran sehat akan menghasilkan tubuh yang sehat pula. Jika rasa malas mulai muncul, carilah tantangan yang bisa membuat otak berpikir. Sebagai contoh dengan mengikuti kompetisi kecil yang biasa ada di internet. Selain itu, membaca buku juga bisa mencegah otak kita berpikir untuk malas. Jangan biarkan pikiran kita kosong sejenak sehingga bisa menimbulkan rasa malas, stress dan tetekan yang bisa memudahkan kita menjadi sakit. Jadi, selama jadi mahasiswa ini saya bisa hidup sehatan hemat dengan cara selalu sarapan, makan besar saat lapar, makan secukupnya, banyak minum air putih, olah raga, tidak tidur larut malam, berdoa, dan mencegah diri dari rasa malas. (by: Dian Hidayah Syarifah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar