Rabu, 05 Desember 2012

Bioteknologi dan Perkembangan Spesies Perikanan Budidaya

Judul asli dari artikel yang saya ringkas ini adalah
Biotechnology and Species Development in Aquaculture
Artikel tersebut  ditulis oleh S. O. Ayoola dari Department of Marine Science, University of Lagos, Akoka, Lagos State, Nigeria dan A. A. Idowu, dariDepartment of Wildlife and Fisheries Management, University of Ibadan, Ibadan, Oyo State, Nigeria. Artikel ini diterima pada 30 September, 2008, dan termasuk dalam African Journal of Biotechnology Vol. 7 (25), pp. 4722-4725, 29 December, 2008.
Pengaplikasian bioteknologi diberbagai bidang telah memunculkan dampak yang positif tanpa efek samping yang membahayakan aspek lain. Begitu juga seperti yang terjadi pada perikanan budidaya. Perikanan budidaya juga membutuhkan bioteknologi untuk menjawab tantangan permasalahan kedepannya. Masalah yang sering dijumpai dalam perikanan budidaya yaitu ketersediaan bibit ikan yang unggul. Peningkatan permintaan ikan konsumsi mau tidak mau membuat pembudidaya ikan harus membudidayakan ikan yang misalnya tahan penyakit dan cepat besar. Kedua hal tersebut dapat tercapai dengan adanya bioteknologi akuakultur. Belakangan ini perikanan budidaya mempunyai perkembangan yang meningkat karena perikanan tangkap di berbagai wilayah perairan di dunia telah mencapai tangkapan maksimum. Di Afrika pun telah terjadi peningkatan produksi perikanan budidaya. Peningkatan ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat terutama perekonomian mereka. selain untuk memenuhi permintaan, perkembangan bioteknologi perikanan budidaya juga untuk meningkatkan perkembangan teknologi budidaya itu sendiri. Cakupan bioteknologi perikanan budidaya yaitu meliputi transgenik atau perpindahan gen, sumber pakan, dan peningkatan komposisi pakan buatan. Menurut FAO (2004), bioteknologi perikanan budidaya dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan mengontrol siklus reproduksi serta memproduksi vaksin, konservasi sumber daya genetik,meningkatkan model biomedis yang unik dan perkembangan resistensi penyakit pada ikan.
Pada penerapan bioteknologi transgenik, peneliti mempunyai tujuan untuk mengembangkan ikan yang tumbuh cepat dan besar, efisien dalam mengubah makanan menjadi daging dalm ototnya, tahan penyakit, toleran terhadap kondisi perairan yang miskin oksigen, dan toleran terhadap suhu rendah di perairan. Terdapat dua cara utama yang digunakan peneliti untuk melakukan perpindahan material gen pada ikan. Salah satunya yaitu micro-injection atau suntikan mikro, dimana bahan gen akan disuntikkan pada telur ikan yang baru saja dibuahi. Namun cara ini akan memakan waktu lama, jadi peneliti menggunakan elektrovorasi. Melalui elektrovorasi, materi gen dan DNA dapat dipindahkan melalui aliran arus listrik. Beberapa peneliti telah berhasil menmperkenalkan gen hormon pertumbuhan dari manusia maupun hewan ke beberapa spesies ikan misalnya Salmon, ikan mas, ikan nila, dan, ini membuat mereka tumbuh lebih cepat daripada ikan sejenis yang tidak diberi hormon.
Pakan ikan yang mempunyai kandungan protein tinggi sebagian besar didapatkan dari tepung ikan. Namun tepung ikan adalah bahan paling mahal pada komposisi pakan ikan buatan, selain itu tepung ikan juga akan berdampak negatif pada lingkungan bila pemanfaatannya oleh ikan tidak maksimal. kandungan fosfor yang tinggi pada tepung ikan dapat membuat eutrofikasi perairan dengan miningkatnya pertumbuhan alga (blooming algae). Permintaan tepung ikan yang meningkat namun produksinya yang masih minim membuat para peneliti mencari alternatif pakan lain yaitu berupa pakan dengan bahan dasar protein nabati, pakan dengan protein nabati ini diharapkan tidak menimbulkan polusi fosfor. Pakan ini bahkan diharapkan dapat memperkecil jumlah ikan liar. Untuk mendapatkan protein nabati ini, peneliti harus membuang senyawa anti gizi sebagai mekanisme pertahanan yang terkandung di dalamnya karena ini berbahaya bagi ikan. Enzim untuk menarik ikan agar mau memakan protein nabati ini juga dibutuhkan, yang salah satunya berupa enzim Fitase. Enzim ini akan membantu ikan dalam penyerapan fosfor yang terkandung di dalam protein nabati tersebut. 
Selain mencakup gen dan pakan seperti yang telah disampaikan di atas, bioteknologi perikanan budidaya juga bisa meliputi peningkatan perkembangan dini dan reproduksi, hibridisasi, penyimpanan gamet, dan peningkatan kesehatan spesies.Berbagai manfaat dapat diperoleh dari perkembangan bioteknologi reproduksi, ikan yang bereproduksi sepanjang tahun, indukan dengan kualitas tinggi, dan menghasilkan geenerasi yang mampu bertahan hidup demi kelestariannya di bumi. hibridisasidapat dilakukan dengan menggunakan kelenjar hipofisis dan hormon lain untuk memulai untuk memulai pembangunan gamet dan menginduksi pemijahan (menyimpan telur) dan meningkatkan pemahaman isyarat lingkungan yang mempengaruhi reproduksi, seperti lamanya hari, suhu atau arus air. Hibridisasi juga dapat digunakan untuk memproduksi kelompok ikan monoseksual misalnya seperti yang telah terjadi pada ikan nila, Oreochromis niloticus dan nila biru,O. aureus. gamet yang biasa disimpan dengan teknik penyimpanan suhu rendah ialah gamet ikan jantan. penyimpanan ini akan meningkatkan fleksibilitas ikan dalam memijah. Bioteknologi juga menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan organisme air yang dibudidayakan salah satunya dengan vaksin. 
Perluasan dan intensifikasi budidaya tidak akan diragukan lagi akan lebih didorong oleh penerapan bioteknologi. Bioteknologi juga penting dalam pengelolaan perikanan liaryang pada gilirannya memiliki hubungan dengan perikanan budidaya. Ekosistem budidaya menawarkan sumber daya yang melimpah untuk penelitian dan pembangunan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar