Disaat
perempuan lain melakukan berbagai macam diet untuk membuat tubuhnya yang
dianggap gemuk menjadi ideal, saya melakukan sebaliknya. Mungkin di dunia ini,
perempuan kurus yang susah gemuk dari lahir sampai mau menginjak usia dewasa
termasuk kalangan minoritas karena tidak banyak diekspose oleh media apapun. Tidak
sedikit orang memandang orang kurus seperti saya (umur 21 tahun, tinggi badan
163 cm, berat badan 45 kg) adalah orang yang rentan terhadap paparan penyakit
alias sering sakit-sakitan. Pada kenyatannya saya adalah orang yang jarang
sakit dan belum pernah dirawat inap di rumah sakit. Serius. Waktu kecil saya sampai
pernah bercita-cita ingin dirawat dirumah sakit dengan jarum infus menancap
ditangan. Saking penasaran bagaimana rasanya jadi pasien yang tidur di ruang
perawatan rumah sakit, saya masih menyimpan cita-cita itu sampai SMA. Setiap
malam saya selalu membayangkan saya bisa mengalami kecelakaan berat yang bisa
membuat saya masuk rumah sakit dan diinfus. Tapi itu tidak pernah terjadi
sampai akhirnya saya berhenti berharap cita-cita itu menjadi kenyataaan.
Sejak
saat itulah, dalam pikiran saya semakin kuat untuk mengikis pandangan bahwa
orang kurus berarti orang yang gampang sakit. Saya selalu mencoba memberi
pengertian kesetiap teman yang saya ketahui mempunyai pandangan tersebut. Keadaan
saya yang kurus memang mungkin bawaan gen orang tua. Sedangkan keadaan saya
yang sehat-sehat saja ini merupakan dampak pola hidup keluarga saya yang memang
sehat. Mulai dari kesehatan jasmani seperti masalah makanan, dan olah raga
cukup, kesehatan rohani seperti penanaman iman, kasih sayang, ilmu, hiburan
yang cukup dan lingkungan rumah yang sehat sangat mendukung kehidupan saya. Terimakasih
untuk bapak dan ibuku tercinta yang telah mengenalkan dunia dengan cara yang
sehat dan bahagia.
Kenyamanan
hidup dalam keluarga harus diberi jarak untuk membuat saya menjadi pribadi yang
kuat dan mandiri. Kuliah yang menjadikan saya tinggal jauh dari rumah memaksa
saya membuat pola hidup sehat sendiri. Penyakit mulai sering muncul semenjak
saya kuliah. Akibat sering telat makan, tidur larut malam, dan sering pergi
jauh naik motor, saya sering disambangi penyakit yang dikamus orang Indonesia
disebut masuk angin dan penyakit umum bangsa mahasiswa yang disebut mag. Dengan
uang yang dikirim orang tua tiap bulan, saya harus membagi-bagi untuk biaya hidup
sehari-hari, tugas-tugas kuliah termasuk laporan praktikum, dan menabung.
Menurut saya, sebagai perempuan penting untuk mempunyai uang tabungan meskipun
itu tidak seberapa. Secara otomatis, untuk bisa menabung, saya harus mengirit
dan menahan segala hawa nafsu dan godaan membelanjakan uang untuk hal tidak
penting. Kondisi lambung saya yang terlalu banyak memproduksi asam lambung
membuat saya tidak bisa mengurangi jatah makan saya.
Pada
awal kuliah saya merasa sulit dalam mengubah kebiasaan di rumah untuk makan
besar 3 kali, tiap pagi (05.00 - 08.00), siang (11 - 14),dan malam (18.00 -
21.00). Namun setelah mengalami penyesuaian, alhasil saya mulai berprinsip
untuk selalu sarapan, hanya makan besar saat benar-benar lapar, sering makan
dan selalu minum air putih setelah makan. Jangan bayangkan sering makan disini
artinya makan besar berkali-kali. Sering makan disini berarti sering ngemil
makanan sehat yang bisa dibuat sendiri (contoh: nasi gula jawa, bubur sumsum,
roti goreng,dll). Kreatif dan tahan godaan hedon mutlak diperlukan untuk mewujudkan
gaya hidup sehat yang hemat sekaligus sayang lambung yang sudah terlanjur mag.
Perut
yang terbiasa makan pada waktu yang terjadwal seperti dirumah, akan merasa
tersiksa jika pada jam tersebut belum makan, sehingga solusinya adalah makan
secara sering dan tidak terjadwal. Jangan malas untuk memasak nasi sendiri
karena kita hanya perlu membeli lauk dan sayur diwarung yang secara otomatis
mengurangi budget uang makan. Tahan untuk membeli minuman yang harganya
setengah dari makanan yang kamu makan diwarung makan, lebih baik minum air
putih. Air putih lebih menyehatkan dan hemat. Komposisi makanan seperti
karbohidrat, protein nabati dan hewani, vitamin dan mineral, lemak, dan serat
selalu menjadi panduan yang tepat agar badan tetap sehat. Ditambah lagi dengan
menjaga tubuh agar tidak dehidrasi dengan sering minum air putih.
Simpanlah
stok makanan untuk hidup tiap minggu. Timbunan bahan makanan yang bisa
digunakan untuk makan praktis dan sehat yaitu
:
1. Bahan makanan utama sebagai sumber karbohidrat,
serat, dan protein seperti beras, mie instan, sereal, kentang, kacang hijau,
roti tawar, tepung terigu dan tepung beras,
2. Bahan makanan pendamping sebagai sumber
protein, kalsium, mineral, serat seperti tahu bakso (khas semarang), rempeyek
ikan asin, abon, tempe, susu sachet, telur, sosis, bakso, krupuk, makaroni dan
teri,
3. Sayuran dan buah sebagai sumber vitamin dan serat
seperti wortel, bunga kol, cesin. Buah untuk mencegah asam lambung meningkat
adalah buah apel dan buah naga.
4. Serta bahan pelengkap sebagai sumber mineral,
gula, dan vitamin seperti garam, abon cabai, bawang putih, merica, gula jawa,
gula pasir, kecap,dan saos.
Biasanya
saya menggunakan kombinasi menu yang berbeda untuk masing-masing minggu dalam
sebulan, jadi tidak dibeli semua sekaligus dalam seminggu. Makanan untuk
sarapan tidaklah perlu terlalu kenyang. Saya pernah menggunakan menu sarapan
seperti: semangkuk sereal + susu, wortel rebus + kentang goreng + tahu bakso
goreng + saos dan segelas susu, roti tawar + susu kental, bubur sumsum (tepung
beras + gula jawa), bubur kacang hijau, bubur nasi sayur, atau bubur nasi gula
jawa. Menu makan sering bisa dilakukan dengan makan masakan sisa sarapan atau
membuat camilan seperti roti goreng (tepung terigu + susu kental). Segelas susu dapat menyelamatkan diri saat
lapar dan belum menyiapkan makanan lain. Berbagai macam kering, seperti kering
tempe, kering teri, maupun kering kentang bisa dibuat sekaligus untuk menangani
perut sangat lapar sewaktu waktu.
Selain
memperhatikan komposisi asupan makanan, setiap minggu saya juga melakukan olah
raga. Kebetulan setiap jum'at pagi, ditempat saya kuliah ada senam bareng
rektor dan ada sarapan gratisnya juga (hehe...). Selain itu, olahraga tidaklah
selalu harus lari atau melakukan permainan seperti voly badminton, dst. Bagi saya,
kegiatan bermanfaat seperti mencuci baju, mencuci motor, dan membersihkan kamar
yang dilakukan sendiri merupakan kegiatan olah raga tambahan. Siapkan obat-obat
oles seperti balsem, krim pereda sakit otot, sebagai penolong pertama saat
badan menunjukkan gejala yang tidak biasa.
Kebiasaan
lainnya untuk menjaga badan tetap sehat adalah selalu berpikiran positif dan
tentu tidak malas. Setiap gerimis saya tidak malas untuk menggunakan mantel, agar
tubuh tidak kedinginan yang menjadi awal untuk masuk angin. Selain itu, jika sudah
asik di depan laptop saya selalu meletakkan botol berisi air putih untuk minum
agar tidak dehidrasi. Bagi orang kurus juga tidak boleh tidur terlalu larut
apalagi begadang sampai pagi. Lebih baik tidur sebelum jam 00.00 dan bangun
saat jam 04.00 untuk melanjutkan apa yang belum selesai dikerjakan.
Jangan
suka memaksakan diri, karena tubuh punya keterbatasan. Perlu selalu diingat
bahwa hanya diri kita yang tau seberapa kemampuan diri kita baik secara fisik
maupun pikiran. Jangan lupa selalu
berdoa memohon kesehatan kepada Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pikiran sehat
akan menghasilkan tubuh yang sehat pula. Jika rasa malas mulai muncul, carilah
tantangan yang bisa membuat otak berpikir. Sebagai contoh dengan mengikuti
kompetisi kecil yang biasa ada di internet. Selain itu, membaca buku juga bisa
mencegah otak kita berpikir untuk malas. Jangan biarkan pikiran kita kosong
sejenak sehingga bisa menimbulkan rasa malas, stress dan tetekan yang bisa
memudahkan kita menjadi sakit. Jadi, selama jadi mahasiswa ini saya bisa hidup
sehatan hemat dengan cara selalu sarapan, makan besar saat lapar, makan
secukupnya, banyak minum air putih, olah raga, tidak tidur larut malam, berdoa,
dan mencegah diri dari rasa malas. (by: Dian Hidayah Syarifah).